Selamat Datang di Notebook Sharie

Sabtu, 30 April 2016

[Resensi] Career of Evil, Titian Kejahatan



Judul             : Career Of Evil 
Penulis         : Roberth Galbraith
Alih Bahasa : Siska Yuanita
Penerbit        : Gramedia Pustaka Utama
Terbit            : Cetakan pertama, 2016
Tebal            : 552 hlm, 23 cm
ISBN             : 978-602-03-2636-8


SINOPSIS


    Sebuah paket misterius dikirim kepada Robin Ellacott, dan betapa terkejutnya dia ketika menemukan potongan tungkai wanita di dalamnya.
      Atasan Robin, detektif partikelir Cormoran Strike, mencurigai empat orang dari masa lalunya yang mungkin bertanggung jawab atas kiriman mengerikan itu- empat orang yang sanggup melakukan tindakan brutal.
     Tatkala polisi mengejar satu tersangka pelaku yang menurut Strike justru paling kecil kemungkinannya, dia dan Robin melakukan penyelidikan sendiri dan terjun ke dunia kelam tempat ketiga tersangka yang lain berada. Namun, waktu kian memburu mereka, sementara si pembunuh kejam kembali melakukan aksi-aksi yang mengerikan.

                                                       ****

   Setelah berhasil mengungkap dua kasus di dua novel sebelumnya, The Cuckoo's Calling dan The Silkworm , Cormoran Strike kembali beraksi di seri ketiganya yaitu Career of Evil. Novel yang dilaunching pada tanggal 3 April yang lalu di Gramedia Central Park, Jakarta.



            Kali ini Strike mengungkap kasus mengenai dendam  masa lalu seseorang kepada dirinya sendiri, setelah Robin Ellacott, asistennya, menerima sebuah paket yang berisi potongan tungkai wanita. Paket yang awalnya ditujukan untuk dirinya sendiri.
          Tidak seperti di dua novel sebelumnya, di novel Career of Evil ini Robert Galbraith membuat alur ceritanya mengerikan sejak awal. Bahkan di halaman pertama, pembaca sudah disuguhi sudut pandang orang pertama dari si pelaku.
           Tokoh Robin, yang selama ini hanya sebagai pemanis saja, di novel ini mendapat porsi yang lebih banyak. Bukan sebagai asisten di belakang layar komputer saja, tetapi Strike mulai menganggapnya sebagai partner kerjanya. Robin mulai diberi tugas pengintaian, bergantian dengan Strike.
           Selain itu, di novel CoE ini, Robert Galbraith, mengungkapkan masa lalu Robin dan Strike yang kelam, yang mempengaruhi mereka mengungkap siapa pelaku sebenarnya.
             Bila di The Silkworm terdapat kutipan dari buku, maka di Career of Evil, di setiap awal bab, terdapat kutipan lagu dari band Blue Oyster Cult, sebuah band tahun 70an.
           Bukan Robert Galbraith (alias J.K.Rowling) jika tidak ahli dalam twist . Walaupun hanya tiga calon tersangka, tapi Galbraith memberi "pelintiran" yang membuat saya ragu menentukan siapa pelakunya.
           Chemistry antara Strike dan Robin mulai semakin intim, bahkan Strike menjadi alasan utama saat Robin hampir membatalkan pernikahannya dengan Mathew. Namun, kisah Strike dan Robin masih dibuat penasaran.
            Overall, novel ketiga ini memang lebih kelam dan lebih sadis, tapi itu membuat saya tidak mau berhenti untuk membacanya, dan ingin selalu membalik halamannya sampai habis. 






Tidak ada komentar:

[Review & Giveaway] Blogtour The Boy Who Bought Me Breakfast During The Whole Year - Ikumisa

Judul: The Boy Who Bought Me Breakfasy During The Whole Year Penulis: Ikumisa Penerbit: Haru Terbit: Februari 2019 Tebal: 356 ISBN: ...