 |
| Judul: Tapak Setan Penulis: Haditha Penerbit: PT. Elex Media Komputindo Terbit: 2018 Tebal: vi + 217 hlm. ISBN: 978-602-04-7989-7 |
BLURB
Ada tidak sih cara lain menghukum orang yang tingkahnya kayak setan kalau tidak dengan cara yang lebih setan lagi?
Aku, Atarjoe, setiap pagi bangun dengan tangan berlumuran darah dan berbau bangkai. Coba bayangkan kalau harimu diawali dengan itu. Setiap hari aku harus berkutat dengan rutinitas semacam itu. Menjijikkan. Lama-lama kuketahui, ada setan yang memperalat tanganku untuk berburu mangsa darah. Enak saja, ini tanganku, aku tak sudi dipakai seperti itu. Maka aku rebut balik kendali atas tangaku. Dari setan itu aku tahu tanganku mampu menyedot setan-setan lain untuk kemudian dipakai senjata.
Hidupku ini dipenuhi orang celaka yang membuat orang-orang sengsara. Melalui tapak setan ini aku menyalurkan dendam orang-orang yang tak bisa melawan itu. Kugantikan tugas si setan. Aku berburu orang-orang laknat yang bikin banyak orang susah. Tinggal kuraup muka mereka dan mereka akan kerasukan setan seumur hidup, dan setiap hari mereka akan melukai diri sendiri, tanpa bisa mati. Pembalasan yang memuaskan, bukan?
REVIEW
Sejak awal membaca buku ini aku sudah merasakan keresahan dan kemarahan penulis terhadap permasalahan yang ada di masyarakat, baik yang berhubungan dengan ekonomi, kemanusiaan, moral bahkan agama. Semua "kekesalannya" itu dilampiaskan penulis pada sosok Atarjoe.
Anak laki-laki berusia tiga belas tahun ini digambarkan tinggal dan hidup di lingkungan yang sangat tidak laik. Bahkan Ibu Atarjoe yang seharusnya menjadi panutan, malah memiliki moral yang "bobrok". Walaupun tidak menyukai dan jijik terhadap kelakuan "bejat" ibunya itu, Atarjoe sama sekali tidak membencinya. Bahkan Atarjoe mengusir "tamu-tamu" ibunya itu dengan tapak setannya. Sayangnya, hal ini malah membuat ibunya marah dan memaki-maki Atarjoe. KESAL NGGAK SIH?!
Sejak saat itu, Atarjoe mulai membalas dendam terhadap orang-orang yang bertingkah laku tidak baik. Pokoknya, bila ada orang yang melakukan hal yang tak terpuji dan tak bermoral, Artajoe bakal "meraup" muka mereka.
"Membalas dendam itu enak, kawan. Apalagi terhadap orang yang menzalimimu." (hlm. 24)
Terkadang, aku malah menyemangati Atarjoe loh saat dia mulai memburu setan-setan yang ada di dalam tubuh orang-orang "bejat" itu. Tapi, kadang juga suka "enek" sendiri sih saat Atarjoe mulai beraksi. Terlalu sadis. 😩
Jujur, sosok Atarjoe ini membuatku iba sekali. Kehidupannya yang sangat berat bagi anak seusianya (nggak ada yang bisa memilih akan dilahirkan dan dibesarkan oleh siapa). Dan dari segala kekurangannya (yang dipengaruhi oleh setan-setan yang ada dalam tangannya), Atarjoe masih punya hati nurani.
Tak hanya menawarkan kesadisan dan rasa jijik, di buku ini ada rasa humornya juga. Ini tak lepas dari sosok-sosok setan penghuni tapak tangannya Atarjoe. Nama-nama setannya saja sudah bikin aku senyum-senyum, apalagi sifat dan kelakuannya. Suer, gokil!
"Munculkan api sejatimu tanpa amarah dan kebencian."(hlm. 177)
Kak Haditha memang super sekali kalau memberi nama dan menggambarkan tokohnya yang "slengek-an". Aku jadi serasa sedang membaca goosebumps versi dewasanya 😂😂
Ini kedua kalinya aku membaca karya kak Haditha setelah Karung Nyawa, dan selalu saja diberi kejutan saat membacanya. Menurutku sih, gaya penulisan kak Haditha ini selalu sederhana, jujur dan "ikonik". Keren deh. Buat kamu pecinta genre horor, wajib membaca buku ini. Biar nggak penasaran dengan sensasinya. 😊
GIVEAWAY!
Sama seperti sebelumnya, pada blogtour kali ini akan ada satu eksemplar buku Tapak Setan untuk satu orang pemenang. Namun, giveaway kali ini berkonsep "photo challenge" dan diselenggarakan di Instagram. Syarat dan ketentuannya, bisa kamu intip di akun IGku, @nashari3 😉
