Selamat Datang di Notebook Sharie

Minggu, 22 Januari 2017

[Review] Tewasnya Gagak Hitam - Sidik Nugroho

Judul Buku: Tewasnya Gagak Hitam
Penulis: Sidik Nugroho
Desain Sampul: Wahyu Widodo
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2016
Tebal: 248 hlm; 18 cm
ISBN: 978-602-03-2429-6

BLURB

"Pengarang Ditemukan Tewas Gantung Diri", itulah judul berita di koran yang membuat Elang Bayu Angkasa, sang pelukis, penasaran. Apalagi pengarang dengan nama samaran Gagak Hitam itu tidak meninggalkan jejak sama sekali, kematiannya misterius. Terpancing rasa ingin tahu, Elang pergi ke Singkawang, menyelidiki kematian itu.
Saat Elang baru saja menyelidiki misteri kematian Gagak Hitam bersama Agung, polisi di Singkawang, kematian lain menyusul. Seorang dokter bernama Nina Sekarwati ditemukan tewas gantung diri di Jakarta. Elang tercengang ketika mendengar di kamar dokter naas ituada tulisan dari lipstik ditorehkan di dinding: "Merpati putih menyusulmu".
Pengarang dan dokter-dua kota, dua kematian, dua misteri. Teka-teki apa yang tersembunyi?

REVIEW

Ini kali pertama aku membaca karya Sidik Nugroho. Di novel ini aku dikenalkan dengan sosok Elang yang berprofesi sebagai seorang pelukis. Dengan profesinya itu, tak jarang Elang berhubungan dengan banyak wanita yang dijadikan model lukisannya. Salah satu dari model-model tersebut adalah Irin. istri seorang pengusaha di Singkawang. 

"Jangan takut, Irin. Kamu juga akan kusimpan. Mungkin bukan sebagai kekasih, melainkan keindahan. Keindahan dalam hati." - Elang (hal. 14)

Di saat Elang sedang tak mempunyai ide untuk lukisannya, Elang tertarik dengan sebuah berita tentang kasus bunuh diri seorang pengarang yang bernama pena "Gagak Hitam". Yang membuat kasus ini menjadi misteri adalah tak ditemukannya sebab eksternal. Menurutnya misteri mirip dengan inspirasi, yang datang tanpa permisi.

Rasa penasaran membuat Elang berkenalan dengan Inspektur Agung Prasetyo, dan bersama-sama mengungkap misteri tersebut. Namun, sebelum mereka berhasil mengungkapnya, terjadi satu kasus bunuh diri lagi di Jakarta. Kali ini yang tewas gantung diri adalah seorang dokter bernama Nina Sekarwati. Yang lebih mengejutkan, pada dinding kamarnya ditemukan pesan yang ditulis dengan lipstik, "Merpati putih menyusulmu". Hal ini membawa Elang pergi ke Jakarta untuk menyelidiki kehidupan Dokter Nina. Fakta apa yang akan ditemukan oleh Elang?

"Gagak Hitam dan Merpati Putih. Satu di Singkawang, satu di Jakarta. Dua-duanya tewas, sejauh ini, kemungkinan besar karena bunuh diri. Ada keterkaitan, dan tentu hubungan emosional. Nah, misteri apa yang harus kita singkap, Elang?" - Agung (hal. 67)

Ide cerita novel ini cukup menarik. Tak hanya membahas tentang dunia mafia, namun penulis juga menyisipkan tentang dunia kedokteran yaitu penyakit jantung. Hal ini diakui oleh penulis, bahwa dia menulis cerita ini saat menemani bapaknya operasi jantung Pusat Jantung Nasional Harapan Kita.

Alur cerita pada novel ini menggunakan alur maju, hanya saat menceritakan tentang perkenalan Elang dan Irin yang menggunakan flasback. Gaya penulisan Sidik Nugroho ini juga sangat ringan, nggak  bertele-tele seperti buku-buku dengan genre thriller lainnya. Sehingga aku selalu dibuat penasaran di setiap halamannya.

Aku sangat mengacungi dua jempol untuk penulis yang berani membuat karakter tokoh utamanya beda. Biasanya penulis mencari aman untuk tokoh utamanya, mereka seringkali dideskripsikan dengan sifat yang baik dan perfect, sehingga pembaca jatuh cinta. Namun, untuk sosok Elang ini, penulis membuatnya brengsek dan player, dengan gampangnya mengajak tidur semua perempuan yang didekatinya. Jujur, sebagai perempuan aku kok merasa miris ya, rasanya seperti harga diri perempuan itu rendah di matanya. Mungkin, penulis ingin tokohnya mirip-mirip seperti James Bond. Tahu dong seperti apa James Bond saat beraksi? Yupz, selalu di kelilingi perempuan cantik.

"Aku juga mungkin nggak akan setia. Cinta kadang kala seperti hujan, Tesha. Setelah datang, lalu sirna." - Elang (hal.126)

Dan aku sangat senang sekali saat Elang kena batunya dan menjadi bagian paling favorit bagiku. Adegan saat Elang mengajak Dokter Bunga ke hotel tempatnya menginap, dan ternyata Elang mendapat kejutan tak menyenangkan. Sehingga dia harus melarikan diri, keluar hotel dan berlari di sepanjang jalan hanya dengan menggunakan celana dalam. Syukurin. Haha...

Dengan cover dan judul buku yang sangat eyecatching Tewasnya Gagak Hitam bisa menjadi bacaan yang ringan untuk kamu pecinta genre thriller. Namun, karna cukup banyak adegan dewasa di novel ini, pastikan juga kamu sudah dewasa ya. *winked*

"Berpikir positif adalah kebiasaan penyuka damai, atau orang-orang yang sebenarnya malas berpikir tapi mengaku berpikir." - Agung (hal.41)




Submitted for:

KATEGORI - FULL SERIES
Kategori: Buku Cetak









Tidak ada komentar:

[Review & Giveaway] Blogtour The Boy Who Bought Me Breakfast During The Whole Year - Ikumisa

Judul: The Boy Who Bought Me Breakfasy During The Whole Year Penulis: Ikumisa Penerbit: Haru Terbit: Februari 2019 Tebal: 356 ISBN: ...