Selamat Datang di Notebook Sharie

Selasa, 28 Juni 2016

[Review] Les Masques - Indah Hanaco




Judul              : Les Masques
Penulis             : Indah Hanaco
Editor             : Anin Patrajuangga
Penerbit           : PT Grasindo
Terbit             : 25 Maret 2014
Tebal              : 240 Halaman
ISBN              : 9786022514657



Blurb
Fleur Radella, lahir karena kebuasan hasrat yang tak bisa ditolak.
Elektra Valerius, jiwa berani yang terpaksa bersemayam di tubuh yang salah.
Tatum Honora, gadis pemurung yang tercipta karena ketidakmampuan manusia menundukkan diri sendiri.
Semua yang di mulai di masa lalu, tak seharusnya menjadi hantu yang menempel tanpa pengampunan. Lalu Adam Dewatra hadir. Menggenapi jejak horror masa lampau.

“Empat jiwa. Satu cinta. Ribuan kekelaman masa lampau.”

Fleur Radella, gadis berusia 16 tahun tinggal bersama neneknya, Marini, yang berprofesi sebagai seorang dokter. Sayangnya, Marini tidak pernah menyanyangi Fleur, bahkan dia selalu memandang Fleur sebagai seorang penjahat. Hanya Nana, asisten rumah tangga dan pengasuh yang sering dia panggil “bude”, yang selalu memberi kasih sayang dan melindungi Fleur dari kemarahan Marini. Kehidupan Fleur berubah ketika dia memenangi sebuah kontes cover girl di sebuah majalah. Padahal dia tidak merasa pernah mempunyai kepercayaan diri sebagai seorang model majalah.

“Bagaimana bisa dia melupakan hal-hal yang penting? Kenapa dia tidak bisa mengingat saat datang ke kantor redaksi majalah Dara dan menjalani wawancara singkat dan sesi foto?” (Hal.7)

Elektra Valerius, gadis yang sangat belia, yang selalu terdorong untuk melindungi Fleur. Dia sering merasa geram melihat Fleur yang lemah dan selalu menuruti kemauan orang lain, terutama Marini. Dengan keberaniannya, Elektra menolong Fleur saat gadis itu memerlukan bantuan. Karena keibaannya, Elektra selalu ikut campur di kehidupan Fleur, bahkan dia juga yang turun tangan membantu Fleur memenangkan lomba model tersebut.

Tatum honora, gadis yang lebih muda dibandingkan Fleur dan Elektra. Namun, ia bisa menjadi lebih “kolot” dan lebih pendiam dibandingkan kedua temannya itu. Tatum selalu bersitegang dengan Elektra yang selalu mencampuri kehidupan Fleur. Bahkan Tatum menolak mati-matian saat Elektra berencana membantu Fleur mengikuti kontes model.

“Kamu selalu terburu-buru kalau mau mengambil keputusan. Nggak pernah mikirn akibatnya.” (Hal.32)

Adam Dewatra, lelaki pemilik suara bariton, ternyata adalah saudara Elektra dan Tatum. Mereka baru menyadari sosok Adam saat keduanya akan membantu Fleur menyelesaikan masalah di masa lalunya. Sebenarnya, Adam juga sudah pernah membantu Fleur satu kali saat Fleur berada di pesta ulang tahun Charlie, namun dia bersembunyi agar Fleur tidak menyadarinya.

”Aku memang sengaja sembunyi. Aku nggak mau kalian melihatku.” (Hal.231)

***

Ini adalah karya kelima dari Indah Hanaco yang saya baca, dan saya sungguh terkejut dalam artian yang positif. Saya tidak menyangka bahwa penulis berani membuat karya dengan genre yang berbeda dibandingkan karya lainnya. Sepertinya penulis menantang dirinya sendiri untuk keluar dari zona amannya, dan usahanya itu menurut saya sangat berhasil. I appreciate it.

            Dari awal, sejak sosok Elektra muncul dicerita, saya sudah menebak genre psikologis yang dibuat penulis. Karena saya sudah pernah membaca novel yang sejenis. Mirip-mirip “24 wajah Billy” lah. Tetapi, kepribadian di novel ini tidak sebanyak novel tersebut. Walapun begitu, saya tetap salut dengan penulis, tidak menyangka ada penulis Indonesia yang membuat novel seperti ini.

            Diceritakan dengan menggunakan alur maju dan mundur cantik. Hehehe.. Saya tak henti-hentinya dibuat kagum. Bagaimana penulis memberikan sedikit demi sedikit potongan puzzle dalam masa lalu Fleur yang kelam, sampai akhirnya menjadi utuh. Fakta-fakta yang membuat saya terkejut. Jujur, saya tidak menyangka bahwa sosok-sosok terdekat di kehidupan Fleur, yang seharusnya menjaganya, ternyata sangat tidak berprikemanusiaan.


“Nggak perlu minta maaf, Fleur! Tapi dulu kita memang punya permainan favorit. Om bahkan belum bisa lupa sampai sekarang. Siapa tahu, nanti suatu saat kamu bisa ingat. Namanya Heaven.” (Hal. 227)

Untuk penokohan, saya suka sekali dengan sosok Nana dan Elektra. Keduanya adalah sosok yang sangat menyayangi Fleur, dan tak segan-segan membela Fleur bila dia sedang dilanda masalah. Mereka juga sangat mengetahui apa yang dialami Fleur di masa lalunya. Dan saya sangat bersyukur, ternyata Fleur masih mempunyai orang-orang terdekat yang benar-benar tulus menyayanginya. Di beberapa kesempatan saya kadang suka gemes dengan tingkah laku Elektra, apalagi saat dia sedang bersama dengan Tatum, bagaimana Elektra memyombongkan dirinya yang mahir berbahasa Perancis. Sayangnya Elektra tanpa sengaja menjadi pemicu masalah besar yang dialami oleh Fleur. Dan saya bersyukur, tanpa masalah tersebut Fleur tidak akan mengingat masa lalunya.


“Soal Enrico, kita nggak sepakat. Kamu yang udah membuat ulah. Kamu yang udah mengganti tempat liburan Fleur, dari London malah menjadi Paris. Kamu juga yang keluar diam-diam dari kamar hotel dan malah berpesta liar. Kamu yang membuat Fleur terlibat masalah besar. Maafkan aku, tapi kamu udah bikin hancur segalanya. Terutama soal Enrico…” (Hal. 230)

Walaupun tema yang diangkat sangat berat untuk sebagian besar penggemar Indah Hanaco, namun saya alhamdulillah tidak mengalami hal tersebut. Saya sangat menikmati halaman per halaman, tanpa mengernyitkan dahi (beneran deh, suer). Karena penulis membawakannya dengan sangat renyah. Saya tidak ragu-ragu memberikan lima bintang untuk novel ini, karena novel ini adalah karya Indah Hanaco yang paling mencekam, paling seru dan menjadi favorit saya.

Saya akan selalu menunggu kejutan lain dari Indah Hanaco, genre crime & detective maybe? Hahaha…


Baby you’re all that I want
When you’re lying here in my arms
I’m finding it hard to believe
We’re in heaven
And love is all that I need
And I found it there in your heart
It isn’t too hard to see
We’re in heaven






Tidak ada komentar:

[Review & Giveaway] Blogtour The Boy Who Bought Me Breakfast During The Whole Year - Ikumisa

Judul: The Boy Who Bought Me Breakfasy During The Whole Year Penulis: Ikumisa Penerbit: Haru Terbit: Februari 2019 Tebal: 356 ISBN: ...